Adik-adikku yang baik hatinya,
Ijinkanlah kakakmu ini menuliskan ini dari sudut pandang Mario Muda:
Sebagai anak muda, apa lagi yang paling sibuk dilakukannya - kecuali berbicara ke sana ke mari di dalam hatinya - mengenai impian dan keinginannya, rencananya ini dan itu, akan melakukan ini dan itu, dan berjanji akan pasti ini dan itu.
Anak muda banyak berjanji, tapi tersiksa oleh keraguannya sendiri.
Mario Muda bahkan tersiksa lebih dalam lagi, karena terkoyak antara besarnya impian dan kesahajaan hidupnya, yang rencananya banyak tapi diperam dalam rasa minder.
Sebagai anak muda, saya melihat orang yang sukses - dengan rasa iri, dan merasa diperlakukan tidak adil oleh kehidupan.
Enak sekali mereka bicara ya? Seolah kehidupan ini gampang dan semudah yang dikatakannya.
Dan sekarang, Mario Muda yang masih ada di dalam Mario Teguh, merasakan hal yang sama, hanya dari arah yang berbeda.
Firman-firman Tuhan yang dikemas oleh Mario Teguh ke dalam nasihat yang universal dan popular, terkadang dihujat dan dicemooh oleh orang yang sedang tersiksa dengan kesulitan hidupnya sendiri.
Jika Mario Teguh itu sampai marah, seandainya dia marah, itu karena yang dihujat oleh para losers itu - adalah firman Tuhan yang sangat dihormatinya.
Sekarang, pikirkanlah ini …
JIKA KEHIDUPAN INI MUDAH, apakah Mario Teguh akan bekerja keras membangun pelayanan untuk menasihatkan kesabaran, kesetiaan kepada kejujuran, menghormati diri dan menyayangi keluarga, bekerja keras bagi kebaikan sesama?
JIKA KEHIDUPAN INI MUDAH, apakah semua hal yang masih sederhana - tapi yang dicapai oleh Mario Teguh sampai hari ini bisa dicapainya dengan bermalas-ria, memanjakan penundaan, jauh dari ibadah, tidak memandaikan diri, dan merusak hubungan baik dengan orang lain?
Jika Mario Teguh bisa, mengapa engkau tidak?
Apakah Mario Teguh yang lebih, ataukah engkau yang malas dan merayapkan dirimu sendiri?
Jika Mario Teguh menasihatimu, apakah dia akan menjadi lebih kaya karena mengakalimu?
Apakah Mario Teguh menunjukkan sifat suka menipumu untuk lebih memiskinkanmu, untuk merugikan dirimu yang masih banyak meratap itu?
Janganlah menjadi orang susah yang mempersusah dirinya sendiri.
Kehidupan ini memang tidak semudah yang dikatakan oleh Mario Teguh, atau oleh siapa pun yang telah lebih tua dan lebih berhasil daripadamu.
TAPI itu adalah nasihat, BUKAN penyepelean.
Engkaulah yang menyepelekan nasihat baik.
Jika engkau tidak mau dinasihati, mencemooh nasihat yang baik bagimu, engkau itu sudah merasa jadi apa?
Jika engkau sudah demikian hebat, mengapakah engkau meratap dalam stress seperti itu?
Jika engkau demikian benar, mengapakah hidupmu belum baik?
Maka janganlah lagi menceemooh orang yang berusaha mendampingimu bagi kebaikan hidupmu.
Berhentilah mencemooh orang yang lebih berhasil darimu, karena itu hanya menunjukkan kesulitan hidupmu sendiri.
Janganlah menjadi pembenci keberhasilan orang lain.
Nanti pacarmu tahu, bahwa engkau bukan calon suami yang baik …
Masih susah, tapi sombong.
MEMANG KEHIDUPAN INI TIDAK MUDAH, maka lebih patuhlah kepada nasihat baik.
Maka berhentilah menghujat keberhasilan kakak-kakakmu. Pelajarilah keberhasilan mereka, tirulah, dan tambahilah dengan kelebihanmu, dan mudah-mudahan engkau akan lebih berhasil daripada mereka.
Orang yang mengatakan kehidupan ini tidak semudah nasihat baik, adalah LOSER yang tidak mau memperbaiki diri.
Jangan jadi loser ya?
We are all winners in the making.
Kita semua adalah pemenang yang sedang dalam pembentukan.
Mohon maaf jika kakakmu ini tadi menegurmu dengan tegas, karena seperti Mario Muda dulu - demikian ngeyel sampai ayah saya mengatakan kepada wajah saya:
"Jika kamu demikian benar, kamu itu merasa sudah jadi apa?"
Kalimat keras dan tegas dari ayah saya itu, menjadi titik awal pembijakan diri saya,
dari seorang muda yang galau dan mencakar apa pun yang dekat, menjadi anak muda yang memenangkan beasiswa SMA ke Amerika pada usia 17 tahun, lulus kuliah di IKIP Malang, dapat beasiswa dari Sophia University di Tokyo, juga dengan beasiswa - lulus MBA di Indiana University - Bloomington di Amerika, menjadi bankir, menjadi wirausahawan, dan menjadi pelayan bagi kebahagiaan sesama sampai hari ini.
Mulai hari ini, sudahilah kebiasaanmu menuntut kemudahan tanpa bersedia merajinkan diri.
Hadapilah kesulitanmu dengan hati yang ikhlas, dengan pikiran yang baik, dan dengan kesegeraan bertindak.
Semoga dengannya, engkau menjadi pribadi yang damai, sejahtera, berbahagia dalam keluarga yang rukun, dan terhormat di dalam masyarakat.
Aamiin
Mario Teguh - Loving you all as always
0 komentar:
Posting Komentar